ANALISIS SISTEM POLITIK
1.
ANALISIS SISTEM POLITIK MENURUT DAVID
EASTON
Sistem politik merupakan
tindakan-tindakan yang ada berhubungan dengan pembuatan dan pelaksanaan
kegiatan. Menurut Easton setidaknya ada
tiga hal mendasar yang harus diperhatikan dalam membahas sistem politik (Easton,
1992:181-184).
1.
Sistem ditandai dengan adanya saling
ketergantungan antar unit yang berada di dalamnya.
2.
Sistem haruslah bersifat netral, bebas
dari pengaruh ideologi.
3.
Sistem mengacu pada co-varience dan
ketergantungan antar unit yang membangun system.
Ciri
sistem politik yang dapat membedakan sistem politik dengan sistem yang lain
1. Ciri
identifikasi, Dalam
identifikasi ada 2 hal yang harus di perhatikan :
- Unit-unit dalam sistem politik
- Pembatasan
2. Input
dan output
3. Diferensiasi
dalam sistem politik
4. Integrasi
dalam sistem
2. INPUT, OUTPUT DAN LINGKUNGAN DALAM SISTEM
POLITIK
A. Input
Input terdiri atas tuntutan (demands) dan
dukungan (support). Dalam sistem politik, input diperlukan sebagai sumber
energi dalam sitem politik. Masyarakat dengan berbagai kebutuhan, tingkat
kebutuhan, tingkat pendidikan, kesehatan, pelayanan dan sebagainya memerlukan
kepuasan dari sistem.
Adapun mengenai input yang berupa
dukungan, tidak semata-mata berupa dukungn yang tampak dari luar, namun juga
dukungan yang berupa pandangan atau suasana pikiran. Mengenai dukungan, ada 2
hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1.
Wilayah Dukungan
a.
Komunitas Politik
Dukungan
dalam komunitas politik dapat digunakan sebagai usaha untuk menyelesaikan
perbedaan yang ada dan mendorong pembuatan keputusan yang mengikat. Dukungan
semacam ini akan terlihat melalui pertumbuhan
kesadaran dan kesatuan nasional.
b.
Rezim
Rezim
dapat diartikan sebagai dukungan terhadap aturan dasar yang mengatur dan
menyelaraskan berbagai tindakan dari anggota sistem untuk menyelasaikan masalah
yang muncul sebagai konnsekuensi dukungan terhadap suatu komunitas politik.
c.
Pemerintah
Artinya,
ada dukungan terhadap suatu pemerintahan yang bertugas menyelesaikan beragam
masalah dan konflik yang muncul diantara sesama anggota sistem.
2.
Mekanisme Dukungan
Ada
dua hal yang harus diperhatikan dalam mekanisme dukungan, yaitu output dan
sosialisasi.
1.
Output.
Output berwujud suatu keputusan atau kebijakan politik.
2.
Sosalisasi.
Proses pembelajaran anggota masyarakat secara turun-temurun dalam suatu sistem
politik merupakan bagian dari salah satu usaha untuk menciptakan dan
mengakumulasikan suatu sumber atau cadangan dukungan yang besar. Proses
pembelajaran ini berlangsung terus
menerus, mulai dari masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa. Sosialisasi politik
ini secara efektif menciptakan dan mewariskan nilai-nilai politik dan ukuran
legitimasi dari suatu generasi ke genersi lain nya.
B. Output
Demands
yang telah di seleksi akan mengalami suatu proses yang hasilnya berupa
keputusan, tindakan maupun kebijakan tertentu. Apabila output sesuai dengan
yang diinginkan maka akan terjadi pembaharuan dukungan. Akan tetapi apabila
output yang dihasilkan tidak sesuai, maka akan terjadi erosi dukungan yang akan
menggangu stabilias sistem tersebut. Pihak yang terlibat dalam sistem politik dapat mengetahui kebijakan- kebijakan
yang dihasilkan di output melalui feedback loop.
C.
Lingkungan
Lingkungan
dalam pengertian disini adalah semua sistem, baik sosial maupun fisik yang
bukan termasuk dalam sistem politik. Lingkungan terbagi menjadi lingkungan
interasocietal yang merupakan komponen dalam sistem politik dan extrasocietal
yang mencakup semua sistem diluar suatu sistem politik.
Lingkungan
menurut Easton terbagi menjadi empat
yaitu
:
1.
Sistem ekologi merupakan
semua lingkungan dan kondisi-kondisi nonhumanis dari kehidupan manusia.
Lingkungan fisik misalnya kekayaan alam, flora, fauna dan lain-lain.
2.
Sistem
biologi. Sistem biologi mengacu pada susunan biologis manusia dari suatu
masyarakat yang dianggap mempunyai pengaruh pembentukan perilaku politik
tertentu.
3.
Sistem
kepribadian. Pemahaman mngenai sistem keribadian akan membantu untuk mengetahui
motivasi masyarakat dalam pencapaian tujuan bersama.
4.
Sistem
sosial. Easton mengelompokkan sistem sosial dalam berbagai sistem, yaitu sistem
budaya, sistem ekonomi, sistem ekonomi, sistem demografi dan struktur sosial.
Lebih
lanjut Easton mengkategorikan analisis sistem politik menjadi 4 bagian, yaitu:
1.
Interaksi politik dalam masyarakat
membentuk sistem perilaku.
2.
Sistem politik berada dalam lingkungan
fisik, sosial, dan psikologi.
3.
Sistem politik sifatnya terbuka, artinya
tidak terlepas dari pengaruh sistem yang lain. Lebih dari itu, sistem politik
(melalui kebijakan yang dihasilkan) turut mempengaruhi sistem yang lain.
4. Sistem
politik harus memiliki keterampilan untuk merespon ancaman dari gangguan yang
datang, serta beradaptasi dalam segala kondisi.
3. PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL SISTEM
POLITIK MENURUT GABRIEL ALMOND
A. Sistem
Politik, Lingkungan dan Kapibilitas
Pendekatan struktural fungsional
merupakan analisis yang di perlukan untuk membahas sistem politik sebagai
bagian dari sistem kehidupan manusia.
Almond menerapkan ide
dasar dari Talcott Parsons dengan menganggap bahwa suatu sistem politik
merupakan suatu kumpulan dari peranan-peranan yang saling berinteraksi. Talcott
mengemabngkan apa yang dimaksud dengan grand theory (teori besar) dalam
sosiologi yang lazim disebut sebagai fungsionalisasi struktural.
Menurut
Almond, sistem politik adalah sistem interaksi yang terdapat dalam semua
masyarakat yang bebas dan merdeka untuk melaksanakan fungsi-fungsi integrasi
dan adaptasi melalui penggunaan paksaan fisik yang absah. Dari penjelasan
tersebut setidaknya ada beberapa hal penting dalam sistem politik
1. Sistem
politik adalah sistem interaksi yang terdapat dalam semua masyarakat yang
bebas dan merdeka.
2. Tujuan
sistem politik adalah untuk mencapai suatu kesatuan dalam masyarakat
(integrasi)
3. Sistem
politik absah dalam menggunakan kekuatan dan paksaan fisik.
Dalam pandangan Almond, semua sistem
politik memiliki persamaan karena sifat universalitas dari struktural dan
fungsi politik. Mengenai fungsi politik
ini Almond membagi dalam dua jenis yaitu fungsi input dan fungsi output.
Termasuk dalam fungsi input adalah sosialisasi politik dan rekruitmen politik,
artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, dan komunikasi politik. Sedangkan
fungsi output terdiri atas pembuatan aturan, pelaksanaan aturan dan peradilan
dari pelaksanaan peraturan.
Komunikasi politik menurut Almond
beranggapan bahwa arus komunikasi politik dapat mengalir dari bawah keatas
(dari masyarakt ke penguasa, contohnya tuntutan ataupun dukungan kepada
penguasa politik) ataupun dari bawah
keatas (dari penguasa ke masyarakat, contohnya penguasa politik menyampaikan
pesan politik kepada rakyat).
B. Sistem
dan Lingkungan: Suatu Pendekatan Ekologis
Menurut
Almond, dalam membandingkan lembaga dan proses-psrose politik yang terdapat
didalamnya, setidaknya dapat dilakukan dalam tiga tahapan :
(1)
kegiatan deskriptif;
(2)
memilah-milah temuan yang diadapat, kemudian dikelompokkan berdasarkan tipenya
masing-masing;
(3)
dicari keajegan dari hubungan-hubungan dari berbagai variabel, misalnya antara
sistem sosial dengan konflik yang ada.
Menurut
Almond ada tiga konsep yang dapat digunakan dalam menganalisa berbagai sistem
politik, yaitu sistem, struktur dan fungsi. Sistem
diartikan sebagai suatu konsep ekologis yang menunjukkan adanya suatu
organisasi yang berinterkasi dengan lingkungan yang mempengaruhinya amaupun
yang dipengaruhinya sehingga sistem politik dapat diartikan sebagai suatu
organisasi dimana masyarakat merumuskan dan berusaha mencapai tujuan bersama mereka. Agar dapat melaksanakan fungsinya, sistem politik
mempunyai lembaga- lembaga atau struktur-
struktur, misalnya : parlemen, birokrasi, partai politik, lembaga peradilan
yang menjalankan kegiatan- kegiatan atau fungsi-
fungsi tertentu.
Keuntungan
dari perspektif ekologis adalah dapat mengarahakan perhatian kita pada
perspektif politik yang lebih luas. Agar dapat membuat penilaian yang objektif
maka kita harus menempatkan sistem politik dalam lingkungannya. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui
bagaimana lingkungan-lingkungan membantu atau membatasi dilakukannya sebuah
pilihan politik.
C. Kapabilitas
Sistem Politik
Almond menyebutkan enam kategori untuk menentukan
kapibiltas sustu sistem politik. Kapabilitas suatu sistem politik merupakan
kemampuan sistem politik dalam mengatasi pengaruh lingkungan dalam atau luar
terhadap dirinya.
1.
Kapabilitas Ektraktif
Kemapuan ektrkatif
dalah kemampuan sistem politik untuk mengelola sumber-sumber material dari
lingkungan dalam maupun luar. Hal ini berkaiatan dengan kuantitas sumber yang
masuk dalam sistem politik. Misalnya pendapatan daerah.
2.
Kapabilitas Regulatif
Kemampuan sistem
politik untuk mengendalikan atau mengatur tingkah laku individu atau kelompok
yang berada dalam sistem. Carany adalah dengan menerapkan peraturan-peraturan
tertentu.
3.
Kapabilitas Distrbutif
Kemampuan sistem
politik dalam mengalokaskan sumber-sumber material dan jasa kepada individu
atau kelompok yang ada dalam masyarakat. Tinggi rendahnya kapabilitas
distributif tergantung oleh kuantitas, nilai, bidang-bidang kehidupan manusia
yang diuntungkan dengan adanya kapabilitas distrbutif tersebut.
4.
Kapabilitas Simbolis
Kemampuan sistem
politik dalam meningkatkan kepercayaan lingkungan terhadap simbol tertentu yang
mencakup nilai-nilai yang dianut pemimpin, hari besar nasional, upacara militer
maupun kunjunga kenegaraan.
5.
Kapabilitas Responsif
Kemapuan sistem
politik dalam menanggapi tuntutan, tekanan maupun dukungan yang berasal dari
dalam maupun dari luar. Semakin tinggi tingkat kepekaan sistem politik terhadap
tuntutan, tekanan, dan dukungan tersebut, semakin baik pula kapabilitas
responsifnya.
6.
Kapabilitas Domestik dan Internasional
Kapabilitas ini
mencakup kegiatan atau tindakan yang terkait dengan pedagangan internasional,
penetrasi politik kenegara lain, misalnya lobi politi Yahudi kepada Amerika,
IMF, Pinjaman Luar Negeri.
4. ANALISIS
STRUKTURAL FUNGSIONAL DALAM SISTEM POLITIK
Dalam
menjelaskan teori strukturl fungsional, Almond menilai bahwa setidaknya
terdapat empat ciri dallam semua sistem politik. Empat ciri inilah yang
kemudian menjadi dasar yang teorinya adalah sebagai berikut:
1. Sistem
poitik memiliki strukutur dan lembaga politik. Dalam masyarakat yang paling
sederhan sampai dengan masyarakat yang paling modern memiliki struktur
dilembaga politik
2. Sistem
politik menjalankan fungsi yang sama walaupun frekuensinya berbeda, perbedaan
frekusensi ini terjadi karena perbedan struktur. Fungsi dan struktur sistem
politik pun dapat diperbandingkan, mengenai bagaimana proses berjalan dengan
proses penyelenggaraannnya.
3. Struktur
politik menjalankan fungsi tertentu, ia akan dapat bersifat multifungsi.
4. Sistem
politik merupakan suatu sistem campuran apabila dilihat dari segi budaya. Hal
ini berarti tidak ada sistem politik yang paling modern ataupun yang paling
tradisional sekalipun, karena keduanya bersifat relatif.
Lebih
lanjut Almond menyatakan bahwa dalam seebuah sistem politik setidaknya terdapat
enam struktur atau lemabaga politik, yaitu kelompok kepentingan, partai
politik, badan legislatif, badan eksekutif, birokrasi dan badan peralihan.
A. STRUKTUR
ATAU LEMBAGA POLITIK
Struktur umum
yang dimiliki oleh sistem politik adalah kelompok-kelompok kepentingan, partai
politik, badan legislatif, eksekutif,
birokrasi, dan badan peradilan. Kelemahan klasifikasi ini adalah tidak
dapat membandingkan suatu sistem politik dengan sistem politik lainnya.
B. STRUKTUR
DAN FUNGSI
Menurut Almond
suatu analisis struktur rnunjukkan jumlah partai politik, dewan yang terdapat dalam parlemen, sistem pemerintahan
terpusat atau federal, bagaimana eksekutif, legislatif dan yudikatif
diorganisir serta secara formal dihubungkan satu dengan yang lain. Adapun
analisis fungsional menunjukkan bagaimana lembaga-lembaga dan
organisasi-organisasi tersebut berinterkasi untuk menghasilkan dan melaksanakan
suatu kebijakan.
Menurut Almond
sistem politik menjalankan fungsi sosisal politik, rekruitment, artikulasi
kepentingan, agregasi kepentingan, pembuatan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
pengaturan kebijakan, yang kesemuanya dijalankan dengan komunikasi politik.
C.
FUNGSI INPUT DAN OUTPUT
Almond
mengelompokkan fungsi input dan output dalam beberapa bagian, yaitu:
1. Fungsi
Input.
a. Sosialisasi
politik dan rekruitmen politik.
b. Artikulasi
kepentingan.
c. Agregasi
kepentingan.
d. Komunikasi
politik.
2. Fungsi
Output
a. Pembuatan
kebijakan.
b. Penerapan
kebijakan.
c. Penghakiman
kebijakan.
D. SOSIALISASI
POLITIK
Dalam
hal ini sosialisasi politik berperan sebagai sarana bagi suatu generasi
untuk menyampaikan keyakinan-keyakinan yang dianutnya kepada generasi
selanjutnya. Sosialisasi politik secara berkesinambungan dari generasi
kegenerasi selanjutnya. Proses sosialisasi politik dapat bersifat manifest
(nyata) ataupun laten (tidak nyata). Sosialisasi politik yang bersifat nyata
dapat berbentuk informasi, sikap, pandangan, serta keyakinan politik secara
ekplisit. Sedangkan sosialisasi politik yang tidak nyata dapat berbentuk
keyakinan, cara pandang, serta sikapnya dalam bidang politik.
E. REKRUITMEN
POLITIK
Rekrutitmen
polittik dapat dilakukan secara terbuka maupun tertutut. Secara terbuka artinya
semua masyarakat dapat mengikutinya, sebaliknya dalam perekerutan tertutup
hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mengikutinya.
F. ARTIKULASI
KEPENTINGAN
Pada
dasarnya, artikulasi kepentingan merupakan sebuah proses lazim yang ditempuh
agar agar kebutuhan dan kepentingan masyarakat dapat terpenuhi. Lazimnya,
kebutuhan dan kepentingan masyarakat tersebut dikemukakan secara nyata mealui
organisasi dan lembaga yang ada.
G. AGREGASI
KEPENTINGAN
Agregasi
kepentingan adalah sebuah proses yang fungsinya memadukan semua kepentingan
anggota masyarakat yang telah diartikulasikan. Kepentingan yang telah
diartikulasikan ini digabungkan dan dikelola dalam sedemikian rupa dalam
pembuatan sehingga menghasilkan alternatif atau kebijakan tertentu.
H. KOMUNIKASI
POLITIK
Komunikasi
politik mengacu pada proses penyampaian pesan-pesan atau informasi politik dari
suatu sumber kepada sejumlah penerima pesan. Pesan atau informasi tersebut
dapat berupa lambang, kata-kata lisan maupun tulisan serta isyarat yang dapat mempengaruhi
kedudukan seseorang. Fungsi
komunikasi politik dapat bersifat formal yang disampaikan melalui radio,
televise, dan partai politik. Informal, penyampaian informasi secara langsung
melalui tatap muka.
I. PEMBUATAN
KEPUTUSAN
Dalam
membuat suatu keputusan terdiri dari beberapa tahapan-tahapan sehingga menghasilkan
suatu keputusan atau kebujakan yang mewakili seluruh kepentingan.
J. PENERAPAN
KEPUTUSAN
Penerapan
keputusan adalah menjalankan peraturan yang telah ditetapakan. Lazimnya, fungsi
ini dijalankan oleh lembaga eksekutif.
K. PENGHAKIMAN
KEPUTUSAN
Penghakiman
keputusan adalah proses menghakimi tindakan yang dianggap menyimpang dan
melanggar peraturan yang telah tetapkan.
Daftar Pustaka
Drs.Toto Pribadi Ali
Muhyidin, S.IP
Mksh banyak min ini sangat helpful buat tugas kuliah kami... :)
BalasHapus