Partai Politik pada Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi
1. Partai
Politik
a.
Orde Lama
Peran Partai Politik pada masa Orde Lama
sebagian besar hanya sebagai penengah, dan perumusan ide yang hanya berfungsi
sebagai sarana sosialisasi politik dan
komunikasi politik.
b.
Orde Baru
Partai Politik pada saat itu sudah menjadi
sarana penyalur aspirasi rakyat, namun kurang maksimal karena situasi politik
yang panas dan tidak kondusif.
c.
Reformasi
Partai Politik pada era reformasi sebagai
penyalur aspirasi rakyat bisa dimaksimalkan, dapat dilihat dari partai-partai
yang tumbuh dan berkembang dengan bebas tanpa intervensi dari pihak
manapun.
2.
Legislatif (DPR)
a.
Orde Lama
Kedudukan DPR-RIS meelaksanakan pembuatan
perundang-undangan, menetapkan anggaran Negara, bertanggung jawab atas seluruh
kebijaksanaan pemerintah, baik bersama-sama maupun masing-masing untuk
bagiannya sendiri.
b.
Orde Baru
DPR sebagai lembaga legislatif yang menjalankan
fungsi penyeimbang dalam prakteknya hanya sebagai pelengkap dan penghias
struktur ketatanegaraan untuk memperkuat posisi presiden Soeharto.
c.
Reformasi
Hasil
amandemen tersebut berimplikasi pada perubahan kedudukan dan wewenang lembaga
Negara. Kewenangan yang dahulunya meemusat di lembaga eksekutif sekarang di
distribusikan meraka baik di legislatif maupun yudikatif.
3.
Eksekutif
a.
Orde
Lama
Kedudukan eksekutif dalam hal ini Presiden
Soekarno tercermin tanpat batas, bahkan beliau mengangkat dirinya sendiri
sebagai Presiden seumur hidup dengan persetujuan MPR pada fase selanjutnya.
b.
Orde
Baru
Meskipun diadakan pemilu dan ragam pola
demokratisasi yang sebenarnya hanya rekayasa belaka, tidak membuat Soeharto
turun dari tahta penguasa, hal ini menandai tidak adanya rotasi eksekutif di
era Orde Baru.
c.
Reformasi
Dalam
masa pemerintahan Reformasi nampak jelas arah perubahan yang dinamis dan
membaik. Kedudukan eksekutif menjadi setara dengan lembaga-lembaga lainnya
yaitu legislatif dan yudikatif.
4.
Militer
a.
Orde
Lama
Pada tahun 1957, terjadi pemberontakan di beberapa daerah,
sehingga peran militer semakin dibutuhkan, dan sejak saat itu, perannya semakin
besar pula di bidang politik.
b.
Orde
Baru
Agar keberadaan militer di bidang sosial-politik diakui, maka pemerintah
militer Orde Baru melakukan langkah-langkah yuridis sebagai memasukan dwi
fungsi ABRI dalam GBHN, tentang ABRI sebagai modal dasar pembangunan.
c. Reformasi
Masa reformasi ini sempat mendorong
para militer TNI untuk meninggalkan perannya di bidang politik. Namun, dorongan itu tidak terlalu kuat, sehingga lambat laun
peranan militer dalam bidang politik kembali menguat.
5.
Birokrasi
a.
Orde Lama
Birokrasi tidak pernah dapat
melaksanakan kebijakan atau program-programnya karena sering terjadi pergantian
pejabat dari partai politik yang memenangkan pemilu.
b.
Orde Baru
Birokrasi
pada masa Orde Baru menciptakan strategi politik korporatisme Negara
yang bertujuan untuk mendukung penetarsinya ke dalam masyarakat, sekaligus
dalam rangka mengontrol piblik secara penuh.
c.
Reformasi
Kontraproduktif
dalam birokrasi tersebut
masih
belum efektifnya penegakkan hukum dan kontrol publik terhadap birokrasi,
menyebabkan berbagai tindakan penyimpangan yang dilakukan aparat birokrasi
masih tetap berlangsung.
Daftar Pustaka :
Marbun
B. N. (1992). DPR RI; Pertumbuhan dan Cara Kerjanya. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Soehino (1992). Hukum
Tata Negara; Sejarah Ketatanegaraan Indonesia. Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta.
Slots near Me - Casino, Hotel, and Spa (New York) - Mapy
BalasHapusWe 제천 출장마사지 have more than 4,000 games, and the 안동 출장샵 latest 김제 출장안마 on slots. We have a number of locations across all major US 안양 출장마사지 states and can be reached at 서울특별 출장샵