Seks Bebas di Kalangan Remaja
Makalah Sosiologi
|
“Seks
Bebas di Kalangan Remaja”
|
Disusun Oleh :
|
· Andi Kamsia
· Budi Ikhlas
· M. Ziahulhaque Al Faruq
· Puput Madya Arista
· Ulil Amri
KATA
PENGANTAR
Segala puji
bagi Allah swt yang telah memberi rahmat kepada kita, shalawat serta salam
senantiasa kita hadiahkan kepada Nabi
besar Muhammad saw. Dengan mengucap Bismillahirrohmanirohim, penulis
memperkenalkan makalah ini dengan judul “Seks bebas di kalangnan remaja”.
Dalam penyusunan makalah ini tidak
terlepas dari dukungan orang tua. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
guru pembimbing dan tak lupa
ucapan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Namun demikian, penulis menyadari
penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik, saran dan masukan
yang membangun sangat penulis harapkan, agar bisa menjadi masukan kedepannya
bagi penulis.
Batam, 21 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
2. Batasan Masalah ................................................................................................ 2
3. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
4. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
1. Pengertian Seks Bebas ........................................................................................ 3
2. Faktor Pendorong Terjadinya Seks Bebas ......................................................... 4
3. Akibat dari Seks Bebas ...................................................................................... 6
4.
Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas ................................................................. 7
5. Pandangan Agama Islam Terhadap Seks Bebas ............................................... 8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 9
DAFTAR PUSAKA ............................................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masa
pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang
dimulai umur 8 – 14 tahun. Awal pubertas dipengaruhi oleh berbagai faktor
diantaranya adalah bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan. Secara klinis
mulai tumbuh ciri-ciri kelamin sekunder, misalnya : tumbuh rambut pubis,
ketiak, timbul jerawat pada wajah, peningkatan berat badan dan tinggi badan,
pada wanita mengalami pembesaran buah dada dan pada pria terjadi perubahan pada
suara dan tumbuh jakun. Sebagian besar remaja umur kawin pertama dalam
usia belia (<19 tahun).
Pada masa
puber (13 tahun ke atas) adalah masa di mana mereka mencari jati diri dan arti dari
hidup. Pada masa-masa ini pula remaja memiliki rasa ingin tahu yang begitu
besar. Bisa dibilang karena rasa ingin tahunya yang besar, semakin dilarang,
semakin penasaran dan akhirnya mereka berani untuk mengambil resiko tanpa
pertimbangan terlebih dahulu.
Diera gobalisasi seperti yang kita alami saat ini, , remaja harus terselamatkan dari bahaya globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan. Sehingga banyak
kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk, sementara budaya tersebut tidak
cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan seks bebas itu tidak cocok dengan kebudayaan kita. Pada saat ini, kebebasan bergaul
sudah sampai pada tingkat yang mengkuatirkan. Para remaja dengan bebas dapat
bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum,
para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya.
Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi
mereka merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di
kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar.
Seks bebas
itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak buruk terhadap
kesehatan reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari perbuatan yang tidak mempunyai status.
Oleh karena
itu pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan menyaring pengaruh yang
berhak dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran remaja harus
mampu mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah.
Salah satu
faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan perilaku remaja dalam urusan
seks adalah masuknya budaya barat ke negara berkembang seperti Indonesia. Kita
telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler,
seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal ini
tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjujung tinggi nilai agama
dan pancasila. Selain itu, Banyaknya
media remaja yang getol menyajikan budaya Barat semakin mendekatkan remaja pada
kehidupan serba boleh (permissif ) alias bebas berbuat selama tidak
mengganggu orang lain. Termasuk dalam
urusan seks. Karena di beberapa negara Barat, perilaku seks bebas remaja memang
tinggi sekali.
Mereka para orang negara barat menganggap bahwa seks bebas adlah suatu yang
wajar, karna sebagian besar mereka disana melakukan seks bebas. Hal tersebut
dapat terjadi karena tidak adanya budaya serta norma-norma yang mereka junjung,
sedangkan di Indonesia sendiri ada budaya serta norma-norma yang harus kita
junjung hal tersebut seharusnya dapat menjauhkan diri kita dari seks bebas.
B.
Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang ada pada kalangan
remaja dan mahasiswa diperlukan suatu batasan masalah untuk dapat memberikan
gambaran yang terarah, terperinci dan tidak menyimpang dari apa yang telah
diuraikan dalam perumusan masalah, serta dapat memberikan pemahaman yang lebih baik.
C.
Rumusan Masalah
Perumusan
masalah yang diambil dalam Seks Bebas Di Kalangan Remaja adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan seks bebas?
2. Apakah
faktor – faktor yang mendorong para remaja
melakukan seks bebas?
3. Apa akibat dari seks bebas?
4. Apa yang harus dilakukan untuk
mencegah seks bebas?
5. Bagaimana Pandangan islam terhadap
seks bebas?
D.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah:
1.
Mengetahui apa yang dimaksud dengan seks bebas.
2.
Mengetahui faktor-faktor yang mendorong remaja
melakukan seks bebas.
3.
Mengetahui akibat dari seks bebas.
4.
Mengetahui cara mencegah terjadinya seks bebas.
5.
Mengetahui hukum seks bebas dalam agama islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi Seks Bebas
Seks bebas
merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya
ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa
pergaulan bebas itu adalah salah satu ssbentuk perilaku menyimpang, yang mana
“bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada. Masalah seks bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.
Remaja adalah individu labil yang
emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.
Kurangnya
keimanan, masalah keluarga, kekecewaan,
pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin
berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Padahal Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di
masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih
baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan
masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya
Sedangkan remaja adalah masa
peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa
remaja adalah mereka yang berusia antara 16 tahun sampai dengan 24 tahun.
Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih
belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola
hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode
coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering
menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan
dan orangtuanya. Sedangkan mahasiswa sudah bisa dikatakan cukup
dewasa.
Pada umumnya remaja dan mahasiswa melakukan hubungan
seks bebas dengan pacarnya, karna kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa
pacar adalah calon suami yang berhak mendapatkan segalanya. Tidak ada salahnya
jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian dari pergaulan bebas. Karena saat
ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam
memilih calon pendamping. Fakta
menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran. Bila kita
menengok kebelakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya, pacaran (berduaan
dengan non muhrim) merupakan hal yang tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan
bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia,
demikian juga dengan budaya islam.
Selain disebabkan oleh pacaran, seks bebas juga
didominani oleh para remaja dan mahasiswa untuk mencari uang tambahan. Padahal
untuk mencari uang masih banyak lagi jalan halal yang dapat mereka lakukan,
pada dasarnya meraka melakukan seks bebas dengan alasan mencari uang adalah
alasan sampingan, itu semua karena merekapun menyukai seks bebas tersebut tanpa
berfikir akibat buruk yang akan mereka tanggung. Pengertian
pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan
pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja
yang putus sekolah karena hamil.
Oleh karena itu, dalam masa
pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak
hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan
kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan
pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus
berlangsung selamanya. Dengan adanya kesadaran bahwa pacar bukanlah hak
milik selamanya maka seorang remaja ataupun mahasiswa akan lebih berfikir ulang
untuk melakukan seks bebas.
B. Faktor Pendorong Terjadinya Seks
Bebas
1.
Karena kehidupan iman yang rapuh.
Kehidupan
beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan
dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh
situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karna kurangnya
keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa
harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karna agama adalah
tumpuan bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi
pengetahuan diluar agama tentu sangat minim.
2. Kurangnya perhatian orang tua.
Orang tua
sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian orang tua
sangat diperlukan oleh seseorang karna orang tualah yang paling dekat dengannya.
Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang. Apabila
orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak akan
mudah terjerumus dalam kebiasaan berseks bebas.
Tetapi ada
juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah
memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang
tergolong memiliki keprobadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan
perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalan penyesalan pada akhir
perbuatan remaja atau mahasiswa tersebut.
3.
Pelampiasan diri.
Faktor ini
tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat,
seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus
asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas
seperti seks bebas.
4.
Kurangnya pengetahuan tentang seks bebas.
Karena
menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah bentuk penyaluran kasih sayang dalam sebuah hubungan
berpacaran. Kebanyakan dari mereka merasa tanpa seks kegiatan pacaran mereka
tidak efektif, padahal pemikiran seperti itu adalah bentuk bujuk rayu setan.
Tidak sedikit para remaja juga para mahasiswa berfikiran seperti itu.
5. Rasa
ingin tahu tentang sesuatu yang berbau seksual.
Pada usia
remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya
mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak
terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk
lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa mereka sadari
bahwa percobaan tersebut berbahaya.
6.
Tontonan yang tidak mendidik.
Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja
sangat besar. Apa yang merka tonton, berkorelasi secara
positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film
dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton
di layar lebar. Acara
televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’, Video klip lagu
dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bisa
meningkatkan gairah para lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak
remaja teracuni dengan pesan sesatnya.
Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar sekitar
wilayah dada, dan buka paha tinggi-tinggi, serta gambar yang tidak layak
dilihat lainya. Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak
menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif. Oleh sebab
itu sebaiknya tontonan yang mendidiklah yang harus diberika pada seorang anak
sejak dini sehingga kelak saat remaja menjadi remaja yang baik.
7.
Pergaulan bebas.
Pergaulan
bebas yang melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras dan sebagainya
akan berujung pada seks bebas. Karna pergaulan bebas dapat menyebabkan
seseorang lupa diri, merasa tidak modern jika tidak mengikuti tren yang akan
berujung pada seks bebas. Yang pada dasarnya pemikiran seperti itu sangat
salah.
8 . Masa remaja terjadi kematangan biologis.
Seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana layaknya
orang dewasa sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja secara normal. Hal ini
membawa konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah terpengaruhi oleh stimuli yang
merangsang gairah seksualnya, misalnya dengan melihat film porno, cerita cabul, dan gambar-gambar erotis.
Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan diri
cenderung berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa
pacaran. Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan
mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia
tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.
9. Rendahnya pengetahuan
tentang bahaya seks bebas.
Sehingga
mereka beranggapan bahwa seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi pergaulan
mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi,
kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang kita lakukan dapat
memudahkan kita terjerumus ke dalam hal hal yang negatif. Pada umumnya kita
sebagai seorang remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, apabila
menemukan atau melihat suatu hal yang baru maka otomatis kita akan ingin
merasakannya atau mencobanya.
10 .
Faktor lingkungan seperti orang tua, teman dan tetangga.
Di dalam
faktor ini tidak sedikit anak remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas di
karenakan ada masalah di dalam keluarganya atau yang sering mereka sebut dengan
broken home.Dan yang menjadi penyebab yang sering terjadi juga adalah karena
terjerumus atau terpengaruh oleh temannya demi mendapatkan pujian atau ingin di
bilang “gaul”.
11 .
Salah bergaul
Teman
merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan mahasiswa. Apabila
seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka akibatnya akan
fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang ingin masa
depannya cerah ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas ilmu dan
wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan
rusak masa depannya jika bergaul dengan orang-orang yang membenarkan
kemaksiatan.
12 . Kegagalan remaja menyerap norma
a.
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada
sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja
kita mengikuti modernisasi namun tetap harus disesuaikan dengan norma-norma
adat dan budaya serta agama yang ada.
b. Faktor perubahan zaman.
Faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi penyebab pergaulan bebas
di kalangan remaja. Karena di zaman sekarang banyak media yang mudah di akses
oleh semua umur yang menyediakan tayangan tanyangan yang seharusnya hanya di
tayangkan khusus orang dewasa.Namun karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi
yang mendorong para remaja menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa
tersebut.Setelah melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus berkembang
seperti ingin mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh
karena itu pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting dalam faktor
ini.
C.
Akibat dari Seks Bebas
a) Hilangnya Kehormatan.
Hilangnya
kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia serta
merusak masa depannya, dan meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja
kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting
bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah
hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga
kehormatannya.
b) Prestasi cenderung menurun.
Apabila seorang remaja atau
mahasiswa sudah melakukan seks bebas, maka fikirannya akan selalu tertuju pada
hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat
kefokusannya dalam mengikuti proses belajar disekolah atupun diperkuliahan akan
menurun. Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan lains ebagainya dapat
menurunkan prestasi seorang remaja ataupun mahasiswa tersebut.
c) Hamil Diluar Nikah.
Hamil diluar
nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi sipelaku. Terutama bagi remaja yang
masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan sipelaku jika ketahuan peserta
didiknya ada yang hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil diluar nikah
akan menimbulkan rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.
d)
Aborsi dan bunuh diri.
Terjadinya
hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan fikiran sipelaku, guna
menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya
dan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin melalui
aborsi bahkan bunuh diri.
e)
Tercorengnya Nama Baik Keluarga.
Semua orang
tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga di
idam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng karna hal
tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang mendalam dihati
keluarga.
f) Tekanan Batin.
Tekanan
batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan tersebut sipelaku
akan sering murung dan berfikir yang tidak rasional.
g) Terjangkit Penyakit.
Mudah
terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit kelamin yang mematikan,
seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena
penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.
h) Gangguan kejiwaan.
Akibat seks
bebas seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan atau setres, disebabkan karna
ketidak mampuan menerima kehidupan, kurangnya persiapan mental untuk hamil
serta takut terhadap hukuman Tuhan.
D.
Upaya Pencegahan Pergaulan
Bebas
Seks bebas yang terjadi pada remaja dan mahsiswa dapat
dicegah dengan beberapa upaya. Upaya-upaya tersebut antara lain:
1. Mempertebal keimanan dan ketaatan
kepada Tuhan YME.
Mendekatkan
diri kepada tuhan akan menjauhkan kita dari perbuatan mungkar.
2. Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan
etika.
Antara lain : pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerjasama
guru, orangtua dan tokoh masyarakat.
3. Menanamkan Nila Ketimuran.
Kalangan remaja dan mahsiswa kita
kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran.
Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang juga
membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk meningkatkan derajat
keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini,
harapannya mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk
terjun ke seks bebas.
4.
Menghindari perilaku yang akan merangsang seksual.
Melalui
pakaian, perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat merangkang seksual
seperti bergaul sangat dekat dengan orang yang berlainan jenis.
5. Pendidikan.
Pendidikan
yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga
mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri,
mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan
rasa harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang mampu mengatakan
“tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
6.
Pendidikan sex (Sex Education).
Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi seks
manusia, bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah membimbing serta
mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi dan tujuan seks, sehingga
ia dapat menyalurkan secara baik, benar dan legal.
Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan
pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas,
Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan
seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua
yang cuek saja terhadap perkembangan anak-anaknya.
7.
Penyuluhan tentang seks bebas.
Dalam
penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada kaula muda khususnya remaja dan
mahasiswa tentang sebab-akibat dari pergaulan bebas. Sehingga mereka dapat
menghindarikan diri dari hal-hal yang akan membawa mereka pada seks bebas.
8.
Menegakkan Aturan Hukum.
Sudah sepatutnya para penegak hukum menjaga tempat-tempat yang sering
digunakan oleh para kaula muda untuk berpacaran.
9.
Jujur Pada Diri Sendiri.
Yaitu menyadari pada dasarnya
tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga seks bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak mengikuti
hawa nafsu mereka. Pada dasarnya mereka yang melakukan seks bebas menyadari
bahwa hal yang mereka lakukan adalah salah.
10. Memperbaiki Cara Berkomunikasi.
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan
baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang
berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan
orang-orang di sekeliling kita. Karna pada umumnya terjadi seks bebas
dikarenakan tidak adanya kepedulian antar tetangga.
11. Pacaran sehat.
Berpacaran sangat lekat hubungannya dengan seks, karena tidak sedikit
mereka yang melakukan seks bebas bersama kekasihnya. Disitulah kita tanamkan
budaya pacaran sehat tanpa seks. Berpacarn sehat itu seperti: tidak berhubungan
seks, pacar sebagai pemberi motivasi.
12. Menjauhkan diri dari beduan ditempat sepi.
Seks bebas bisa terjadi dengan didukungkan suatu tempat, jadi apabila
seorang remaja atau mahasiswa yang masih polos akan mudah dirayu yang berujung
pada seks bebas. Apabila sepasang remaja atau mahasiswa berdua ditempat yang
sepi maka ada orang ketiga yaitu setan yang dapat menjerumuskan terjadinya seks
bebas.
13. Munakahat.
Munakahat atau menikah. Cara
ini efektif sekali. Inilah yang ditawarkan oleh Islam sebagai salah satu solusi
atas seks bebas. Karna pada dasarnya pacaran yang baik adalah pacaran setelah menikah, untuk
menghindarkan fitnah dan perbuatan zina.
E. Pandangan
Agama Islam Terhadap Seks Bebas
Tidak ada
satu agamapun yang mewajibkan pengikutnya untuk melakukan seks diluar nikah, Pandangan dari berbagai agama mengenai sex bebas pastilah negatif terlebih
lagi di agama islam. Dibuktikan dengan Firman Allah SWT : “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Isra’: 32)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dan
mahasiswa dikarenakan banyak faktor, yang paling utama adalah pesatnya
perkembangan jaman, hal tersebut membuat pergaulan menjadi bebas, sehingga
banyak remaja dan mahsiswa yang bergaul tanpa batasan dan etika. Salah satu
contohnya dalam berpacaran. Para remaja dan
mahasiswa berpacaran tidak mempunyai
batasan serta etika sehingga dalam berpacaran lebih banyak dampak negative
dibandingkan dampak positif seperti halnya seks bebas. Persepsi
yang salah tentang seks bebas menyebabkan mereka berfikir bahwa melalui seks
bebaslah tersalurnya cinta dan kasih sayang. Pergaulan remaja yang bebas
sebenarnya dikarenakan oleh segala macam perkembangan yang di salah artikan
oleh remaja itu sendiri maupun lingkungannya. Seks bebas menyebabkan para
remaja kehilangan bangku sekolahnya, sama halnya juga para mahsiswa yang
terpaksa berhenti kuliah karna hamil diluar nikah. Selain itu, hamil diluar
nikah dapat berujung pada pengguguran janin, baik melalui aborsi ataupun bunuh
diri karena tidak siapnya menerima kenyataan (hamil diluar nikah) tersebut.
Yang
terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai
remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku
di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan
tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama,
memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini
merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali. Usaha untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan
generasi muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa diandalkan untuk
kebaikan negara ke depan.
B. Saran
Beberapa saran tentang seks bebas yang perlu diperhatikan adalah :
1)
Kepada pihak orang tua, berikan
semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam
memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar terhindar dari seks bebas.
2)
Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas, belajar
lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan ke imanan dan ketakwaannya dengan
mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul dengan teman secara benar
sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada perilaku seks bebas. Tingkatkanlah
pengetahuan tentang segala perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3)
Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga ikut
ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka menyalurkan
energi yang berlebih sehingga tidak mengarah pada penyaluran dorongan bilogis
secara langsung, misalnya dengan kegiatan. Keolahragaan, pecinta alam, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat
mengembangkan potensi dan bakat masing-masing.
Komentar
Posting Komentar